TERAS.MEDIA, SAMBAS - Terlahir di Dusun Arung Kuang, Desa Simpang Empat, Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Dr Nurhadianto, M.Pd adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara, dari pasangan Pahmi Bin H Bujang dan Rasinah Binti H Ahmad Yahfa.
Dr Nurhadianto dibesarkan dari keluarga yang sangat sederhana, karena orang tuanya cuma berpenghasilan dari hasil pertanian. Hal ini dapat diketahui dari 9 bersaudara hanya 3 orang yang mengenyam pendidikan tinggi, selebihnya tamat SMA sederajat.
Meski demikian, tekad Dr Nurhadianto untuk maju dan mengangkat martabat keluarga yang memotivasinya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya, dengan harapan bisa membantu keluarga lebih sejahtera.
Meski dirinya tau bahwa ekonomi keluarga boleh dikatakan kurang mampu, namun niat mulia itulah yang menjadikannya mampu menyelesaikan masa pendidikan hingga jenjang S3 (Doktor).
Dr Nurhadianto saat ini yang sudah beristri dengan Dr Hana Mauludea M.Pd yang juga kelahiran Sambas, sudah dikaruniai tiga orang anak, yakni dua putra dan satu putri.
Bertolak ke masa pendidikan sarjananya, Dr Nurhadianto lulus S1 di STKIP PGRI Pontianak Tahun 2010/2011 dengan lulusan terbaik, yang akhirnya mengantarkan dirinya menjadi dosen di almamaternya. Tidak hanya itu, sang istri tercinta juga mengabdi sebagai dosen di STKIP PGRI Pontianak atau sekarang berubah menjadi IKIP PGRI Pontianak.
Lebih dari itu, rupanya Dr Nurhadianto bersama sang istri menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 nya hasil dari beasiswa LPDP.
Meski sekarang Dr Nurhadianto yang notabenenya merupakan anak Desa yang sudah bergelar Doktor, tidak merubah sikapnya yang bersahaja dan sangat sederhana.
Sikapnya yang ramah, sopan dan santun terutama kepada orang tua, adalah cerminan dan didikan orangtua serta karakter keluarganya yang rata-rata lemah lembut kepada siapapun.
Kesahajaan dalam bersikap, bertingkah laku, ramah dan sopan santun yang beliau miliki inilah yang juga dicontoh sebagai tauladan oleh anak muda jaman sekarang.
Dengan gelar S3-nya tidak segan bergaul dengan siapapun dan selalu menghormati yang tua. Beliau menghindari perdebatan ketika bicara dan bahkan tersenyum jika harus berbeda.
Bersahaja, murah senyum dan ramah sopan serta santun membuat Dr Nurhadianto sangat terlihat berbudi dan beradab, yang membuat orang-orang merasa nyaman dan mudah akrab ketika duduk bersama dengan dirinya.